Tugas Softskill
Contoh Etika Profesi Akuntansi
Kelas : 4EB14
Nama Anggota Kelompok :
1.
Bimo
Wicaksono (21211496)
2.
Dwi Indah
Nurvitriani (22211241)
3.
Geavany
Adisty Napalia (23211019)
4.
Hidayat
(23211274)
5.
Khairunnisa
Ain Sholihah (23211963)
6.
Ona Sendri
Imelda K (25211469)
7.
Resty Puji
Riati (26211010)
8.
Rina Mega
Ardita (28211730)
9.
Sri Novita
Elsa (26211873)
10.
Tria
Oktaviani (28211744)
PENGARUH
PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS
A.M.KURNUAWANDA
Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Jambi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
dan membuktikan secara empiris tentang Pengaruh Profesionalisme Auditor dan
Etika Profesi secara simultan dan parsial terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linier berganda dan
pengujian hipotesis dengan uji simultan (Uji F) dan uji parsial (uji t).
penelitian ini menggunakan data primer dan diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada 9 KAP di Kota Palembang. Populasi penelitian ini adalah
auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di
Palembang yang berjumlah 9 KAP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Profesionalisme Auditor yang terdiri dari Pengabdian Pada Profesi, Kewajiban
Sosial, Kemandirian, Keyakinan Pada Profesi, Hubungan Sesama Profesi, Kewajiban
Sosial, dan Hubungan Sesama Profesi yang tidak mempunyai pengaruh terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas. Akan tetapi Kemandirian, Keyakinan Pada
Profesi, dan Etika Profesi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas
Kata
Kunci : Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Materialitas
PENDAHULUAN
Di
era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas Negara,
kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan
lagi. Eksternal auditor yang independen menjadi salah satu profesi yang dicari.
Profesi auditor diharapkan oleh banyak orang untuk dapat meletakkan kepercayaan
pada pemeriksaan dan pendapat yang diberikan sehingga profesionalisme menjadi
tuntutan utama seseorang yang bekerja sebagai auditor eksternal.
Gambaran
seseorang yang profesional dalam profesi eksternal auditor dicerminkan dalam
lima dimensi menurut Hall R Syahrir, (2002 : 7), yaitu 1. Pengabdian pada
profesi, 2. Kewajiban sosial, 3. Kemandirian, 4. Kepercayaan pada profesi, 5.
Hubungan dengan rekan seprofesi. Eksternal auditor yang memiliki
profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya
oleh para pengambil keputusan. Untuk memenuhi perannya yang membutuhkan
tanggung jawab besar, eskternal auditor harus mempunyai wawasan yang luas dan
pengalaman yang memadai sebagai eksternal auditor.
Berdasarkan
latar belakangan masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah apakah profesionalisme auditor dan etika profesi
secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas ?. adapun untuk menguji dan membuktikan secara empiris bahwa
profesionalisme auditor dan etika profesi berpengaruh secara simultan dan
parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
METODE
PENELITIAN
1.
Operasionalisasi
Variabel
Pada
penelitian ini variable independennya adalah profesionalisme auditor yang
terdiri dari pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan
pada profesi, kewajiban sosial, hubungan dengan sesama profesi dan etika
profesi. Sedangkan variable dependennya adalah pertimbangan tingkat
materialitas. Pengabdian pada profesi adalah dedikasi profesional dengan
kecakapan yang dimiliki serta tetap melaksanakan tugasnya meskipun imbalan
intrinsiknya berkurang. Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya
peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun
profesional karena adanya pekerjaan tersebut. Kemandirian merupakan suatu
pandangan seorang profesional yang harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa
tekanan dari pihak lain. Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa
yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesame
profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetem dalam bidang ilmu dan
pekerjaan mereka. Hubungan dengan sesama profesi menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok
kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan. Etika profesi merupakan
kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP) dan standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan
yang baik untuk mutu auditing (Agoes, 2004).
2.
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi
penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berada di Palembang yang berjumlah 9 KAP. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh auditor yang ada di KAP di Palembang yaitu
berjumlah 62 auditor. Dalam penelitian ini criteria penentuan sampel tidak
dibatasi oleh jabatan auditoe pada KAP (partner, senior, atau junior auditor)
sehingga semua auditor yang bekerja di KAP Palembang dapat diikutsertakan
sebagai responden.
3.
Jenis
Sumber Daya
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dapat
berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian
(Indriantoto, 2009). Data-data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
metode survey menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden.
4.
Teknik
Analisis Data
MSI
(Method of Successive Internal)
Jenis data yang terkumpul dari
kuesioner merupakan data nominal dan ordinal, khususnya yang menyangkut
identitas/karakteristik responden. Sedangkan data yang menyangkut jawaban
berskala likert, pada dasarnya adalah data ordinal. Oleh karena itu, untuk
keperluan analisis dara ordinal perlu ditransformasikan notasi masing-masing
jawaban tersebut menjadi data internal dengan menggunakan method of successive
internal (Sumarsono, 2002) untuk menetapkan skor (scale value) tiap-tiap butir
pertanyaan.
Uji
Kualita Data
Menurut Hair dalam Poniman (2004),
kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian dapat
dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas.
Uji
Validitas (Ketapatan)
Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008). Pendekatan yang
digunakan dalam uji validitas (analisis butir) pada penelitian ini adalah
dengan membandingkan nilai r (corrected item-total correlation) dengan r table
sehingga dapat diketahui item pertanyaan mana yang gugur dan sahih. Item butir
pertanyaan sahih jika r hitung > r table (Ghozali, 2009)
Uji
Reliabilitas (Konsistensi)
Uji reliabilitas digunakan untuk
menunjukkan ukuran kestabilan dan konsistensi dari konsep ukuran instrument
atau alat ukur, sehingga nilai yang diukur tidak berubah dalam nilai tertentu.
Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi diantara
butir-butir pernyataan atau pernyataan dalam suatu instumen. Reliabilitas
diukur dengan uji statistic cronbach alpha (a), nunally dalam Ghozali (2009) menyatakan
bahwa suatu konstruk atau nilai variable dikatakan reliable jika nilai cronbach
alpa > 0,60.
Analisis
Kualitatif
Analisis statistic deskriptif adalah
yang berbetuk uraian dari hasil penelitian yang didukung oleh teori dan data
yang telah ditabulasi kemudian diikhtisarkan. Analisis ini digunakan untuk
memperkuat analisis kuantitatif (Sugiyono, 2008).
Uji
Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang terdiri
dari asumsi normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas.
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2009). Uji normalitas dalam penelitian ini dapat ditempuh dengan
menggunakan grafik normal probability plot yang dimana data terlihat menyebar
mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong kekiri dan
kekanan sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebus
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam
penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot. Pada grafik plot, jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variable bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas didalam model regresi yaitu dengan melihat (1) nilai
tolerance dan lawannya (2) variance infitation factor (VIF).
Analisis
Regresi Berganda
Penelitian
ini menggunakan model analisis regresi berganda, hal ini menunjukkan hubungan
(korelasi) antara kejadian yang satu dengan kejadian lainnya. Analisis tersebut
dapat digunakan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap variable
dependen, dengan model analisis sebagai berikut: Y= a + b X + b X + b X + b X+b X +b X +e
5.
Uji
Hipotesis
Uji
F
Untuk
menguji hipotesis pertama (H1) maka dilakukan uji F atau simultan,
dimana uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variable terkait atau dependen. Kesimpulan yang diambil
dalam uji F ini adalah signifikasi 0,05 atau 5% untuk menguji apakah hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
Uji
t
Untuk menguji hipotesis kedua (H2) sampai hipotesis ke lima (H7) maka dilakukan uji t.
uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variable independen
secara parsial berpengaruh terhadap variable dependen. Kesimpulan yang diambil
dalam uji t ini signifikasi 0,05 atau 5% atau keyakinan 95%.
Koefisien
Determinasi
Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variable dependen amat terbatas. Nilai yang mndekati satu berarti
variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variable dependen, semakin mendekati nilai 1 atau
100%, maka semakin besar pengaruh variable independen terhadap variable
dependen (Ghozali, 2009).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Uji
Kualitas Data
Uji
Validitas
Pengujian
validitas instrument dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 19.0, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (rhitung > rtabel) maka
instrument tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah
df= N-2= 57-2 = 55 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji
validitas pada penelitian adalah 0,265.
Tabel
1
Hasil
Uji Validitas
No
|
Variabel
|
r hitung
|
r table
|
Keterangan
|
1
|
Pengabdian pada Profesi
|
0,303** - 0,888**
|
0,265
|
Valid
|
2
|
Kewajiban Sosial
|
0,463** - 0,712**
|
0,265
|
Valid
|
3
|
Kemandirian
|
0,827** - 0,952**
|
0,265
|
Valid
|
4
|
Keyakinan terhadap Profesi
|
0,562** - 0,738**
|
0,265
|
Valid
|
5
|
Hubungan Dengan Sesama Profesi
|
0,363** - 0,865**
|
0,265
|
Valid
|
6
|
Etika Profesi
|
0,761** - 0,867**
|
0,265
|
Valid
|
Sumber : Data Primer yang diolah, 2012
Uji
Reliabilitas
Teknik
statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s
alpha dengan bantuan program software SPSS versi 19.0. Alpha merupakan uji
reliabiltas untuk alternative jawaban lebih dari dua. Menurut Ghozali (2005;42)
suatu instrument dikatakan reliable jika memiliki koefisien cronbach’s alpha.
Tabel
2
Hasil
Uji Reliabilitas
No
|
Variabel
|
Cronbach’s
Alpha
|
Batas
Reliabilitas
|
Keterangan
|
1
|
Pengabdian pada Profesi
|
0,773
|
0,6
|
Reliabel
|
2
|
Kewajiban Sosial
|
0,626
|
0,6
|
Reliabel
|
3
|
Kemandirian
|
0,893
|
0,6
|
Reliabel
|
4
|
Keyakinan terhadap Profesi
|
0,680
|
0,6
|
Reliabel
|
5
|
Hubungan Dengan Sesama Profesi
|
0,806
|
0,6
|
Reliabel
|
6
|
Etika Profesi
|
0,854
|
0,6
|
Reliabel
|
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Uji
Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Gambar
1
Grafik
Uji Normalitas
Gambar
2
Histogram
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
Gambar
3
Grafik
Uji Heteroskedastisitas
Uji
Multikolinieritas
Multikolinieritas
dapat dilihat pada tolerance value atu variance inflation factor (VIF). Apabila
tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi
multikolinieritas (Ghozali, 2009)
Tabel 3
Hasil
Uji Multikolinieritas
Model
|
Collinearity Statistics
|
|
Tolerance
|
VIF
|
|
1 (Constant)
Pengabdian terhadap profesi
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan Sesama Profesi
Etika Profesi
|
,945
,763
,709
,905
,927
,937
|
1,058
1,311
1,411
1,105
1,079
1,067
|
Uji
Hipotesis
Uji
F
Uji F digunakan
untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi variable indepen secara
simultan terhadap variable dependen, yaitu dengan memperhatikan signifikan uji
F pada output perhitungan dengan tingkat alpha sebesar 5%. Jika nilai
signifikan uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua
variable independen terhadap variable dependen.
Tabel
4
Hasil
Uji F
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1 Regression
Residual
Total
|
748,730
1128,464
1877,195
|
6
50
56
|
124,788
22,569
|
5,529
|
a
,000
|
a. Predictors:
(Constant), Etika Profesi, Kewajiban Sosial, Keyakinan Terhadap Profesi,
Hubungan Sesama Profesi, Pengabdian Terhadap Profesi, Kemandirian
b. Dependent
Variabel: Tingkat Materialitas
Sumber
: Data Diolah SPSS
Uji
t
Uji
t digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen, yaitu dengan
memperhatikan signifikan uji t pada output perhitungan dengan tingkat alpha sebesar
5%. Jika nilai signifikan uji t lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh
antara semua variable independen terhadap variable dependen.
Tabel 5
Hasil
Uji t
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||
1 (Constant)
Pengabdian terhadap profesi
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan Sesama Profesi
Etika Profesi
|
14,774
,054
,054
,826
,805
,125
1,575
|
11,243
,228
,260
,333
,289
,175
,329
|
,027
,026
,323
,322
,081
,543
|
1,314
,236
,207
2,480
2,791
,713
4,791
|
,195
,815
,837
,017
,007
,479
,000
|
a. Dependent
Variabel: Tingkat Materialitas
1.
Pengaruh pengabdian terhadap profesi
terhadap tingkat materialitas.
Dari hasil
pengujian hipotesis variable pengabdian terhadap profesi diperoleh nilai p
value sebesar 0,815 dan thitung
0,236. Oleh kerena p value lebih besar dari 0,05, maka pengabdian terhadap
profesi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
2.
Pengaruh kewajiban sosial terhadap tingkat
materialitas.
Dari hasil
pengujian hipotesis variable kewajiban sosial diperoleh nilai p value sebesar
0,837 dan thitung
0,207. Oleh karena p value lebih besar dari 0,05, maka kewajiban sosial tidak
berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
3.
Pengaruh kemandirian terhadap tingkat
materialitas
Dari hasil
pengujian hipotesis variable kemandirian diperoleh nilai p value sebesar 0,017
dan thitung
2,480. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka kemandirian berpengaruh
terhadap tingkat materialitas.
4.
Pengaruh keyakinan terhadap profesi
terhadap tingkat materialitas
Dari hasil
pengujian hipotesis variable keyakinan terhadap profesi diperoleh nilai p value
sebesar 0,007 dan thitung
2,791. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka keyakinan terhadap
profesi berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
5.
Pengaruh hubungan sesame profesi
terhadap tingkat materialitas.
Dari hasil pengujian
hipotesis variable hubungan dengan sesame profesi diperoleh nilai p value
sebesar 0,479 dan thitung
0,731. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka hubungan dengan sesame
profesi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
6.
Pengaruh etika profesi terhadap tingkat
materialitas.
Dari hasil
pengujian hipotesis variable etika profesi diperoleh nilai p value sebesar
0,000 dan thitung
4,791. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka etika profesi
berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
Hasil Persamaan Regresi
Tabel 6
Hasil Persamaan Regresi
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
|
B
|
Std. Error
|
|
1 (Constant)
Pengabdian terhadap profesi
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan Sesama Profesi
Etika Profesi
|
14,774
,054
,054
,826
,805
,125
1,575
|
11,243
,228
,260
,333
,289
,175
,329
|
a. Dependent Variable: Tingkat Materialitas
Sumber : Data Diolah SPSS
Y= 14.774 + 0,054 X1 + 0,054 X2 + 0,826 X3 + 0,504 X4+ 0,125X5+ 1,575X6
Analisis
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur berapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen.
Tabel 7
Hasil
Koefisien Determinasi (R2)
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kewajiban Sosial, Keyakinan pada Profesi, Hubungan Sesama Profesi, Pengabdian
pada Profesi, Kemandirian b. Dependent Variable: Tingkat Materialitas
Sumber : Data Diolah SPSS
PEMBAHASAN
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable pengabdian terhadap profesi yang
dimasukkan dalam regresi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal
ini diketahui bahwa nilai pengabdian terhadap profesi (sign t) 0,815 > 0,05.
Selain dilihat dari nilai probabilitas, pengabdian terhadap profesi dapat pula
dilihat dari nilai thitung, dan diketahui
nilai thitung, 0,236 < ttabel 2,008, artinya
pengabdian terhadao profesi secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat
materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rifqi (2008) yang
menyatakan bahwa pengabdian terhadap profesi tidak berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable kewajiban sosial yang dimasukkan
dalam regresi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui
bahwa nilai kewajiban sosial (sign t) 0,837 > 0,05. Selain dilihat dari
nilai probabilitas, kewajiban sosial dapat pula dilihat dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 0,207 < ttabel 2,008, artinya
kewajiban sosial secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat
materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Mardiyah (2006) yang
menyatakan bahwa kewajiba sosial tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable kemandirian yang dimasukkan
dalam regresi berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui
bahwa nilai kewajiban sosial (sign t) 0,017 < 0,05. Selain dilihat dari
nilai probabilitas, kemandirian dapat pula dilihat dari nilai thitung dan
diketahui nilai thitung 2.480
> ttabel 2,008, artinya
kemandirian secara parsial berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Theresia dkk
(2003) dan Rahmawati (1997) yang menyatakan bahwa kemandirian berpengaruh
terhadap pertimbangan materialitas.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable keyakinan terhadap profesi yang
dimasukkan dalam regresi berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini
diketahui bahwa nilai keyakinan terhadap profesi (sign t) 0,007 < 0,005.
Selain dilihat dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 2,791
> ttabel 2,008, artinya keyakinan terhadap profesi secara
parsial berpengaruh terhdap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rifqi (2008) yang
menyatakan bahwa keyakinan terhadap profesi berpengaruh terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable hubungan sesame profesi yang
dimasukkan dalam regresi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal
ini diketahui bahwa nilai hubungan sesame profesi (sign t) 0,479 > 0,05.
Selain dilihat dari nilai probabilutas, hubungan sesama profesi dapat pula
dilihat dari nilai thitung
dan diketahui nilai thitung
0,713 < ttabel 2,008, artinya
hubungan sesama profesi secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat
materialitas. Hasil penelitian ini sehalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Rifqi (2008) yang menyatakan bahwa hubungan sesame
profesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable etika profesi yang dimasukkan
dalam regresi berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui
bahwa nilai etika profesi (sign t) 0,000 < 0,05. Selain dilihat dari nilai
probabilitas, etika profesi dapat pula dilihar dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 4,791 > ttabel 2,008, artinya etika
profesi secara parsial berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arleen
Herawaty dan Yulius Susanto (2009) yang menyatakan bahwa etika profesi
berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengujian diperoleh kesimpulan sebagai berikut Secara simultan
Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap Tingkat Materialitas. Sedangkan secara parsial variable
Profesionalisme Auditor yang terdiri dari Pengabdian Pada Profesi, Kewajiban
Sosial, Kemandirian, Keyakinan Pada Profesi, Hubungan Sesama Profesi, ada tiga
variable yang berpengaruh terhadap tingkat materialitas yaitu : Kemandirian,
keyakinan terhadap profesi, dan etika profesi. Sedangkan pengabdian terhadap
profesi, kewajiban sosial dan hubungan sesame profesi tidak berpengaruh
terhadap tingkat materialitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Agoes,
Sukrisno (2004). Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik .
Jakarta: LPEE_UI.
Ghozali,
Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progaram SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Hastuti,
Dwi, Theresia, dkk, Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan
Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Simposium
Nasional Akuntansi VI, Jakarta, 2003.
Herawaty,
Arleen dan Yulius Kurnia Susanto. Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik
dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat
Materialitas. The 2nd National Conference UKWMS, Surabaya, 2009.
Indriantoro,
Nur, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen
Ed 1, BPFE, Yogyakarta, 1999.
Rahmawati,
Hubungan antara Profesionalisme Internal Auditor dengan Kinerja Tugas, Kepuasan
Kerja, Komitmen Organisasi, Keinginan Untuk Pindah, Tesis S2 Program Pasca
Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1997.
Rifqi,
Muhammad, Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan
tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Jurnal
Fenomena, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2008.
Sugiyono,
Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta, 2007.
Sumarsono,
Metode Penelitian Akuntansi, Beserta Contoh Intepretasi Hasil Pengolahan data.
(2002).
Syahrir,
Analisis Hubugan Antara Profesionalisme Akutan Publik Dengan Kinerja, Kepuasan
Kerja, Komitmen, dan Keinginan Berpisah, Tesis S2, Fakultas Ekonomi, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2002.
Wahyudi,
Hendro dan Aida Ainul Mardiyah. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap
Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Simposiun Nasionala
Akuntansi IX Padang, 2006.