TUGAS PENALARAN
Nama Kelompok:
·
Geavani Adisty Napalia (23211019)
·
Tria Oktaviani (28211744)
1.
Mengapa
fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi
utama?
Jawaban:
Fungsi
dasar komunikasi bahasa
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita
menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam
aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys
Keraf, 1997 : 4).
Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama
komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang
memberikan ringkasan atau kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai
berikut: Pengasawan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat
dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; Transmisi warisan budaya.
Fungsi pengawasan social merujuk pada upaya penyebaran informasi
dan interprestasi yang objektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di
dalam dan di luar lingkungan social dengan tujuan control social agar idak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Fungsi korelasi social yang merujuk pada upaya pemberian
interprestasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok social dengan
kelompok social yang lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan
lainnya yang bertujuan yang mencapai konsesnsus.
Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari
satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Fungsi utama komunikasi bahasa
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).
Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekedar alat untuk menyampaikan
informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa
juga berfungsi:
a.
Untuk tujuan praktis: Mengadakan hubungan
dalam pergaulan sehari-hari.
b.
Untuk tujuan artistik: Manusia mengolah dan
mengguanakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c.
Untuk tujuan filologis: Sebagai kunci
mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, diluar pengetahuan kebahasaan. Untuk
mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia
selama kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.
2.
Apa
fungsi alami bahasa dan fungsi buatan!
Jawaban:
Menurut
Cecep Sumarna (2006:237) Bahasa dapat digolongan menjadi dua, yakni : bahasa
alami (bahasa sehari-hari yang biasa digunakan) dan bahasa buatan.
Masing-masing penggolongan ini, memilki cabang tertentu.
Bahasa
Alami
Bahasa alami dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
·
Bahasa isyarat, dibagi menjadi dua antara
lain:
a.
Bahasa isyarat buatan (berlaku khusus). Bahasa
dan symbol yang digunakan juga berlaku khusus dan hanya berlaku untuk
orang-orang khusus,. Misalnya, bahasa yang digunakan oleh orang-orang bisu, hanya
berlaku untuk orang bisu. Atau misalnya, simbol-simbol tertentu yang biasanya
digunakan oleh para intel, biasanya digunakan dan hanya berlaku untuk para
intel juga.
b.
Bahasa isyarat biasa (berlaku umum). Artinya
dipahami bersama, yakni menyetujui suatu rumusan yang dimintakan persetujuan
kepadanya. Menggeleng juga sama, ia adalah bahasa isyarat biasa yang berlaku
umum, yakni tidak menyetujui apa yang dimintakan persetujian kepada orang yang
menggeleng itu.
·
Bahasa biasa
Biasanya digunakan untuk komunikasi harian.
Symbol sebgai pengandung arti dalam suatu bahasa, disebut kata. Arti yang
dikandung disebut makna. Makna kata dalam bahasa biasa dapat dibedakan dalam
dua jenis, yaitu:
§ Kata
tertentu untuk arti tertentu. Kata dimaksud dalam bahasa Indonesia disebut
dengan denotasi. Denotasi adalah makna yang sebenarnya, misalnya, puncak
mengandung arti batas ketingggian sebuah gunung.
§ Kata
tertentu untuk sesuatu tertentu yang berbeda atau memilki makna yang dikandung
oleh kata tertentu. Kata puncak dapat berarti lain, ketika kalimat yang disusun
menjadi: " Soeharto adalah puncak kejayaan republik Indonesia, di zaman
orde baru". Kata puncak untuk kalimat tersebut, tidak lain disebut
konotatif.
Bahasa Buatan
Bahasa
buatan disusun berdasarkan pertimbangan akal semata. Kata yang terkandung dari
jenis ini disebut dengan istilah, arti yang terkandung disebut konsep. Bahasa
buatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Bahasa Istilahi, rumusannya diambil dari
bahasa biasa dan sering memunculkan kekaburan makna jika tidak diberi
penjelasan sesuai dengan bidang keilmuan yang tercangkup dari bahasa yang
dimaksud. Misalnya, kata demokrasi. Kata ini dapat melahirkan kekaburan makna
jika tidak dijelaskan oleh mereka yang kompeten dibidang ilmu poitik dan
pendidikan kewarganegaraan.
·
Bahasa Artificial adalah murni bahasa
buatan. Bahasa ini sering pula disebut sebagai bahasa simbolik. Bahasa ini
umumnya digunakan untuk rumusan logika matematika dan rumus logika statistik.
Misalnya biasanya, 4 X 4 = 16. Atau 43 X 20 = 680. Simbol-simbol bahasa ini,
disebut dengan bahasa artificial (logika matematika). Dalam logika statistik,
dapat pula dirumuskan ({a = b} ^ {b = c} atau {a = c}).
·
Bahasa Ilmiah adalah bahasa buatan.
Bukan bahasa alami. Penyebutan bahasa ilmiah sebagai bahasa buatan didorong
suatu rumusan bahwa bahasa alami cendrung sewenang-wenang dan sekehendak hati.
Sedangkan bahasa buatan, dituntut memiliki kaidah tertentu. Logika tertentu dan
cendrung lebih konseptual dibangdingkan dengan bahasa alami.
Menurut
Cecep Sumarna (2006:239) mengatakan ciri-ciri bahasa ilmiah cenderung:
a.
Didasarkan atas pemikiran.
b.
Sekehendak hati.
c.
Menuntut kemungkinan dialog/diskusi (logic
dan memiliki arti yang mendalam)
d.
Sifatnya berbentuk pernyataan tidak
langsung.
e.
Bahasa ilmiah cendrung deklaratif – dapat
dinilai benar dan salah, affirmative yang bersifat informatif dan sekaligus
neutral positif (kalimat berita). Bahasa ini cendrung mengabaikan dimensi
justifikasi dan mengaabaikan sama sekali kecendrungan-kecendrungan subjektif.
3.
Apa yang
disebut dengan metakomunikasi?
Jawaban:
Diawali dengan kata “Meta” yang berasal dari bahasa
Yunani, yang berarti luar atau samping, maka jika digabungkan dengan kata
“Komunikasi” akan berarti “ada sesuatu selain atau disamping komunikasi” atau
jika lebih disederhanakan penerapannya akan menjadi komunikasi tentang komunikasi; meta-bahasa adalah bahasa tentang bahasa; meta-pesan adalah pesan tentang pesan.
Metakomunikasi harus
kita sadari keberadaanya, hal ini penting mengingat pengaruh meta-komunikasi
yang kuat akan selalu menyertai setiap pesan.
Pengertian Metakomunikasi, antara lain sebagai
berikut:
o
Merupakan uraian yang menggambarkan hubungan antara
komunikator dan komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa
pesan verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang
marah
o
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi
pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam
pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.
Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, Anda dapat
berkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia tentang meja dan kursi dimana
Anda sedang duduk di depan komputer yang sedang Anda gunakan, atau tentang
bagian yang sedang Anda baca sekarang, dan bahasa yang Anda gunakan sekarang
adalah bahasa pemrograman. Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi,
karena Anda berbicara mengenai berbagai objek. Tapi perlu diperhatikan juga
bahwa Anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, Anda juga bisa
berbicara tentang berbicara Anda, Anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi
Anda, sehingga semua aktivitas ini dapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan
cara yang sama, Anda pun bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lainnya
(meta-bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secara
keilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwa
perbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat penting dipahami
guna menghindari berbagai kerancuan dan konflik dari berbagai interaksi
komunikasi interpersonal.
Sebenarnya, kita menggunakan perbedaan ini setiap hari namun tidak
menyadarinya. Contohnya, ketika kita mengirim komentar di sebuah forum jejaring
sosial kepada seseorang dengan komentar bernada sinis namun kemudian meletakkan
smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikan smiley, bagi komunikan dapat
dimaknai sebagai “pesan yang tidak dipahami secara harfiah, melainkan dapat
dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan
humor.“ Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan
pesan tentang pesan.
Referensi: